@Jembatan Gantung

@Jembatan Gantung

Jumat, 09 Desember 2011

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Menulis paragraf persuasif termasuk kegiatan mengarang. Hasil dari kegiatan mengarang adalah berupa karangan. Karangan merupakan bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan menulis atau pengarang dalam kesatuan yang utuh. Untuk menulis sesuatu hal yang menarik kita perlu berfikir. Sebuah paragraf yang menarik, pertama kita harus mengerti apa itu paragraf. Paragraf merupakan sekelompok kalimat yang mengandung beberapa informasi yang relevan tentang suatu ide. Paragraf yang baik biasanya terpusat pada satu topik kalimat. Ketika kita mempunyai petunjuk untuk mulai menulis, kita dapat menyelesaikan paragraf tersebut dengan sukses. Sebuah kalimat topik akan membantu kita untuk memilih informasi yang relevan.
Pada dasarnya paragraf terdiri dari 3 bagian, yaitu perkenalan, isi dan kesimpulan. Pada bagian perkenalan, sebuah paragraf akan secara langsung memaparkan sesuatu yang menjadi tema atau topik paragraf tersebut. Dalam bagian ini masalah belum sepenuhnya dipaparkan. Biasanya hanya secara global saja sebuah masalah itu diperkenalkan. Kemudian pada bagian isi, tema paragraf tersebut mulai memunculkan masalah utamanya, yang tadinya global kemudian mulai mengerucut. Ide pokoknya mulai menampakkan klimaksnya. Dan yang terakhir merupakan bagian kesimpulan. Bagian berisi suatu pemecahan dari masalah yang telah dipaparkan pada bagian isi tadi. Di bagian ini pula diberikan suatu kesimpulan tentang paparan yang sudah tertulis diatas.
1.2.       Rumusan Masalah
1.2.1.      Apa pengertian paragraf persuasif?
1.2.2.      Apa ciri dan syarat paragraf persuasif?
1.2.3.      Apa saja jenis-jenis paragraf persuasif?
1.2.4.      Bagaimana langkah-langkah menulis paragraf persuasif?
1.2.5.      Bagaimana teknik menulis paragraf persuasif bagi siswa kelas 6 SD?
1.3.       Tujuan
Tujuan laporan ini adalah untuk mengetahui:
1.3.1.      Pengertian paragraf persuasif.
1.3.2.      Ciri dan syarat paragraf persuasif.
1.3.3.      Jenis-jenis paragraf persuasif.
1.3.4.      Langkah-langkah menulis paragraf persuasif.
1.3.5.      Teknik menulis paragraf persuasif bagi siswa kelas 6 SD.

























BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1.       Pengertian Paragraf Persuasif
Keraf Gorys (2001: 119) menjelaskan bahwa paragraf persuasif adalah salah satu jenis paragraf yang bertujuan menggubah pikiran orang lain agar dapat menerima dan melakukan sesuatu yang kita inginkan. Penulisan paragraf persuasif mula-mula memaparkan gagasan yang disertai alasan, bukti, fakta, atau contoh, kemudian diikuti ajakan, imbauan, bujukan, atau saran.
Persuasif(menurut Gorys Keraf) suatu seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh pembicara (bentuk lisan, misalnya pidato) atau oleh penulis (bentuk tulisan, cetakan,elektronik) pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang.













BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Paragraf Persuasif
Paragraf persuasif merupakan paragraf yang berisi imbauan atau ajakan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh penulisnya. Oleh karena itu, biasanya disertai penjelasan dan fakta-fakta sehingga meyakinkan dan dapat mempengaruhi pembaca. Dalam karangan persuasif biasanya menggunakan kalimat-kalimat yang sifatnya mengajak atau memengaruhi pembaca agar bersikap atau bertindak.
Paragraf persuasif adalah salah saru jenis karangan atau tulisan yang bertujuan untuk memengaruhi pembaca. Oleh karena itu, sebuah tulisan persuasif memerlukan data sebagai penunjang. Data yang digunakan dalam tulisan atau karangan persuasif lebih baik berupa fakta. Dalam tulisan atau karangan persuasif biasanya menggunakan kalimat-kalimat yang sifatnya mengajak atau memengaruhi pembaca agar bersikap atau melakukan sesuatu. Perhatikan contoh berikut:
“Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh sebab itu, hindarilah penggunaan pestisida secara berlebihan.”
Kalimat terakhir yang dicetak miring merupakan kalimat persuasif. Kalimat ini dimunculkan setelah penulis mengemukakan penjelasan yang meyakinkan dalam kalimat-kalimat sebelumnya. Demikian juga, jika kita ingin membuat paragraf persuasif tentang pentingnya para orang tua mencintai dan memperhatikan anak-anak, penulis dapat mengemukakan terlebih dahulu penjelasan atau fakta-fakta yang meyakinkan. Penulis dapat memulainya dengan mengemukakan hal-hal seperti berikut ini:
·         Bahaya yang mengancam jiwa anak seperti benda-benda tajam.
·         Pengaruh lingkungan pergaulan, seperti narkoba.
·         Perlakuan amoral seperti pemerkosaan.
Berikut contoh lain paragraf persuasif:
BANJIR

Pada awal tahun 2009 bencana banjir telah merebak ke wilayah-wilayah yang ada di Indonesia. Banyak masyarakat yang menjadi korban banjir. Hai itu tidak lepas dari ulah manusia itu sendiri. Mulai dari menebang pohon secara liar, penambangan batu bara yang tidak sesuai dengan prosedur, sampai membuang sampah sembarangan. Memang membuang sampah sembarangan dianggap hal yang biasa, Padahal akibat yang ditimbulkan dari membuang sampah sembarangan yang sedikit demi sedikit itu dilakukan akan berdampak buruk pada kehidupan makhluk hidup khususnya di Indonesia.
Banjir yang tengah melanda Indonesia sering memakan korban jiwa yang tidak sedikit. Oleh karena itu agar kejadian itu tidak terulang terus menerus, kita sebagai manusia yang hidup di muka bumi dan telah diberikan kekayaan alam yang melimpah seharusnya berterima kasih dengan menjaga ataupun melestarikannya. Mulai dari sekarang kita harus membenahi lingkungan kita, mulai mencegah banjir dengan hal yang terkecil misalnya, membuang sampah pada tempatnya. Walaupun cara itu terkesan tidak membantu sama sekali tetapi dengan cara itu pula kita dapat mengurangi korban jiwa yang disebabkan oleh banjir.
3.2. Ciri dan Syarat Paragraf Persuasif
§  Ciri-ciri:
ü  Bertujuan mempengaruhi atau mengajak.
ü  Menggunakan pendekatan psikologi.
ü  Menggunakan fakta atau evidensi seperlunya.
ü  Sasaran pada sugesti pembaca/ kepercayaan.
ü  Dasar kesepakatan psikologis
Tujuan
1.      Karangan ini bertujuan meyakinkan pendapat pembaca yang telah dimiliki pembaca sebelumnya.
2.      Mempengaruhi pendapat pembaca agar pandangan yang dimilikinya selama ini dipertimbangkan kembali.
3.      Penulis berusaha mengubah pendapat pembaca dan mau mengikuti pendapat penulis.
4.      Penulis mengharapkan adanya sikap motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang diinginkan pembaca dalam karangannya.
Syarat-syarat menyusun paragraf persuasi
1.      Watak dan Kredibilitas
Watak atau kepribadian penulis dapat dilihat melalui pilihan kata, struktur kalimat, tema, dsb. Kredibilitas/kepercayaan pada penulis timbal jika pembaca mengetahui bahwa penulis memahami/menguasai persoalan yang tengah dibicarakannya dengan baik. Kepercayaan akan timbal jika penulis jujur pada pembaca.
2.      Kemampuan mengendalikan emosi
Pengertian mengendalikan emosi harus diartikan sebagai kemampuan penulis untuk mengobarkan atau meredam emosi dan sentimental jika diperlukan.
3.      Bukti-bukti/ fakta atau evidensi mengenai suatu kebenaran sebagai
pendukung.
Pendekatan yang dipakai dalam persuasi adalah pendekatan emotif yang berusaha membangkitkan dan merangsang emosi.
Contoh
:
(1) propaganda kelompok/golongan,
(2) kampanye,
(3) iklan dalam media massa,
(4) selebaran, dsb.
Tema yang dapat dipakai contoh:
-          Hemat energi demi generasi mendatang.
-          Katakan aku tanpa dengan miras dan narkoba.
-          Hutan sahabat baik kita
-          Hidup tanpa rokok dan asap rokok.
-          Membaca jendela cakrawala.
-          Bakti pada orang tua.
-          belajar efektif dan efisien.
-          Bergaul secara islami
-          Pilihan program IPS bukan buangan dari program IPA.
-          Cara mudah pengoperasian perangkat lunak untuk pembuatan program
3.3.  Jenis-Jenis Paragraf Persuasif
Dalam uraian dibawah ini disajikan macam-macam persuasif ditinjau dari medan pemakaiannya. Dari segi ini, karangan persuasif dibagi menjadi empat macam, yaitu :
3.3.1.      Persuasi Politik
Sesuai dengan namanya, persuasif politik dipakai dalam bidang politik oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang politik dan kenegaraan. Para ahli politik dan kenegaraan sering menggunakan pesuasif jenis ini untuk keperluan politik dan negaranya. Kita akan bisa memahami persuasif politik lebih baik lagi, bila kutipan berikut ini kita kaji dengan teliti. Naskah persuasif politik berikut ini berkombinasi dengan eksposisi.

BILA SI MPR HANYA BAGI-BAGI KEKUASAAN RENDRA DAN EEP SERUKAN PEMBANGKANGAN

Setiap orang indonesia yang sadar hak-haknya haruslah siap melakukan gerakan pembangkangan warga negara. Itu perlu, terutama bila agenda nasional berupa Sidang Istimewa (SI) MPR mendatang ini akhirnya hanya merupakan forum konstitusional bagi para elit politik untuk berbagi kesuasaan antar mereka hingga melupakan kepentingan umum masyarakat.
Dramawan W.S. Rendra bersama pengamat politik Eep Saefullah Fatah disertai sejumlah praktisi ekonomi dan seniman dengan lantang menyerukan itu dalam sebuah konfrensi pers di Kantor Dewan Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis(19/7) siang.
Seruan agar masyarakat melakukan pembangkangan warga negara ini, kata Eep dan Rendra, diungkap sebagai wujud keprihatinan mereka sebagai warga negara atas terjadinya arus utama politik dan ekonomi yang terus menerus menempatkan rakyat sebagai korbannya.
Pembangkangan warga negara diperlukan, demikian argumen Eep terutama bila proses transisi ke arah demokrasi sudah menjadi makin elitis dan mengarah pada pembajakan demokrasi oleh kekuatan maupun pikiran yang berpihak pada otoritarianisme.
Menurut Eep, hal inilah yang kini membayangi proses transisi yang tengah bergulir di negara ini, terutama jika menyaksikan si MPR yang kini telah dipersiapkan tak lebih sebagai arena pertaruhan politik kanak-kanak. Perhelatan mahal ini dibuat demi upaya bisa melakukan pergantian kekuaasan. “Sementara agenda mendasar yang perlu dikerjakan bisa membuat rakyat bisa keluar dari krisis ekonomi yang mencekik dan krisis politik yang memuakkan, justru diabaikan”, jelas Eep.
Lebih menyedihkan lagi,tambahnya,ketika arus politik dan ekonomi yang telah menempatkan rakyat sebagai korbannya ini seolah-olah hanya dilawan oleh pembangkangan militer dan polisi. Citra yang terbangun oleh pemberitaan pers bahkan telah menempatkan parlemen-parlemen seolah-olah sebagai pahlawan yang ingin melawan arus itu. ”Padahal, sesungguhnya jutru DPR-lah yang telah ikut mengalirkannya,” ujar mahasiswa Ohaio State University, AS ini.
W.S Rendra menambahkan, gerakan ini jauh dari sikap anarkis. Gerakan ini ibarat sebuah obat mujarap yang mampu mengobati kelesuan jiwa agar mampu merebut masa depan yang baik. Karena itu, ia berpendapat perlu dibangun konsolidasi antar sesama warga negara dan aturan-aturan main yang demokratis. “Dari perspektif kebudayaan, situasi sekarang ini menjadi tidak menentu akibat tidak adanya aturan-aturan yang benar. Apalagi rakyat sering dianggap sebagai massa bukan lagi insan manusia yang juga warga negara”, jelas tokoh pendiri Bengkel Teater ini berapi-api.
Penggiat seni, Edi Haryono, yang membaca naskah “Seruan bagi Gerakan Pembangkitan Warga Negara”, menyebutkan, proses sosial, ekonomi, dan politik sekarang ini berjalan ditengah ketiadaan aturan main bernegara yang demokratis telah membiarkan tatanan hidup bernegara dikelola dipolitika dan ekonomi telah membiarkan tatanan hidup bernegara dikelola di atas aturan main yang compang-camping, tidak utuh dan belum demokratis.
(Kompas,26 Juli 2001)
3.3.2.      Persuasif Pendidikan
Persuasif pendidikan dipakai oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang pendidikan dan digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Seorang guru, misalnya, bisa menggunakan persuasif ini untuk mempengaruhi anak supaya mereka giat berlajar, senang membaca dan lain-lain. Seorang motivator atau inovator pendidikan bisa memanfaatkan persuasif pendidikan dengan menampilkan konsep-konsep baru pendidikan untuk bisa dilaksanakan oleh pelaksana pendidikan. Kutipan artikel berita ini dapat dijadikan bahan menelaah karangan persuasi pendidikan.
KERAPIAN BERBAHASA BERKOLERASI DENGAN KECERMATAN PENALARAN
Keterampilan berbahasa perlu diposisikan berbanding sejajar dengan kerapian berbahasa. Artinya, kepiawaian berbahasa seseorang harus didukung bahkan ditentukan oleh kerapian atau keapikan bahasa yang digunakannya.
“Mengenai hal ini ada pandangan yang menyebutkan bahwa kerapian berbahasa sangat berkorelasi dengan kecermatan penalaran,” kata Dr. Hasan Alwi, mantan kepala pusat bahasa, disela-sela seminar nasional XI Bahasa dan Sastra indonesia, di Denpasar (Bali) yang berlangsung 10-12 juli 2001.
Menurut Hasan Alwi, pemakaian bahasa yang rapi dan dilandasi oleh penalaran yang cermat merupakan syarat mutlak dalam keterampilan berbahasa. Dua hal ini sekaligus akan sangat membantu kemudahan dan kelancaran dalam berkomunikasi. Akan tetapi, kenyataan menunjukkan perpaduan ideal itu masih jauh dari harapan. Hal ini terlihat dari penggunaan bahasa Indonesia baik tulis maupun lisan dikalangan masyarakat Indonesia yang masih terkesan sembrono, serta mengabaikan prinsip-prinsip dasar bahasa indonesia yang baik dan benar. “Jika ditinjau dari segi kerapian bahasa dan kecermatan bernalar, mutu pemakaian bahasa indonesia yang dihasilkan itu sering sekali membuat para pakar dan pengamat bahasa berkecil hati”. Kata Hasan Alwi.
(Kompas, 10 Juli 2001)
3.3.3.      Persuasif Advertensi/Iklan
Persuasif iklan dimanfaatkan terutama dalam dunia usaha untuk memperkenalkan suatu barang atau bentuk jasa tertentu. Lewat persuasif iklan ini diharapkan pembaca atau pendengar menjadi kenal, senang, ingin memiliki, berusaha untuk memiliki barang atau memakai jasa yang ditawarkan. Karena itu,advertensi diberi predikat jalur komunikasi antara pabrik dan penyalur, pemilik barang dan publik sebagai konsumen. Iklan itu beraneka ragam, ada yang sangat pendek,dan ada pula yang panjang.
Persuasif iklan yang baik adalah persuasif yang mampu dan berhasil merangsang konsumen membeli barang yang ditawarkan. Sebaliknya, persuasif iklan itu tergolong sebagai persuasif yang kurang baik apabila tidak berhasil merangsang konsumen untuk membeli barang yang diiklankan.
Contoh persuasif iklan:
Arnold Palmer dewasa ini menggebrak dunia usaha dengan kehebatan yang sama dalam permainan golf. Ia penuh keyakinan, gigih dan berani dalam mengambil resiko. Namun dengan perhitungan yang matang.
Palmer melibatkan diri dalam belasan kegiatan usaha di seluruh dunia, yang membuatnya seringkali terbang untuk berbagai pertemuan dan mengemudikan sendiri pesawat jet pribadinya.
Satu dari kegiatan-kegiatan yang paling penting adalah merancang desain dan lanskap padang-padang golf. The Chun Shan yang menjadi padang golf baru pertama di Cjna sejak tahun 1930-an adalah salah satu contoh yang luar biasa. Di samping itu, nama Arnold Palmer pada pakaian golf, golf clubs, jasa carter angkutan udara, pembangunan real estate, dan banyak lagi.
Di balik senyum yang telah menjadi tokoh televisi. Palmer merupakan seorang pengusaha sukses yang selalu memberikan perhatian sampai ke detail. Palmer tetap merupakan nama yang diperhitungkan di padang golf yang mampu mempesona penonton maupun pemain handal yang dihadapinya.
Menjaga ketetapan waktu jelas merupakan tugas yang amat penting. Ia mempercayakan pada jam tangan emas Rolex Oyster Day-date.”Bagi saya golf sudah merupakan bagian dari jiwa. Perasaan yang sama kuatnya juga saya alami dengan Rolex, Rolex menjalankan tugasnya dengan sempurna!”
Suatu pujian yang berharga dari orang yang sangat menghargai ketepatan waktu.
(Intisari)
3.3.4.      Persuasif Propaganda
Objek yang disampaikan dalam persuasif propaganda adalah informasi. Tentunya tujuan persuasif tidak hanya berhenti pada penyebaran informasi saja. Lebih dari itu, dengan informasi diharapkan pembaca atau pendengar mau dan sadar untuk berbuat sesuatu.
Persuasif propaganda sering dipakai dalam kegiatan kampanye. Isi kampanye biasanya berupa informasi dan ajakan. Tujuan akhir dari kampanye adalah agar pembaca atau pendengar menuruti isi ajakan kampanye tersebut. Pembuatan informasi tentang seseorang yang mengidap penyakit jantung yang disertai dengan ajakan pengumpulan dana untuk pengobatannya, atau selebaran yang berisi informasi tentang situasi tertentu yang disertai ajakan berbuat sesuatu adalah contoh persuasif propaganda. Perhatikan kutipan karangan persuasif propaganda dibawah ini.
Perilaku menyampah
Di kota-kota besar, setiap orang mencari kemudahan dalam hidup. Kebiasaan makan, misalnya, di kota besar, restoran fast food cenderung menggunakan kemasan yang terbuat dari plastik atau stirofoam yang sekali pakai langsung buang. Kemasan kue dahulu menggunakan daun pisang yang bisa membusuk, sekarang cenderung menggunakan plastik. Semua itu kebiasaan impor yang bukan budaya indonesia. Budaya indonesia menggunakan kemasan daun pisang atau daun jati.
Sebenarnya volume sampah bisa dikurangi drastis bukan hanya dengan menangani sampah plastik dengan sebaik-baiknya atau dengan daur ulang tetapi bagaimana menghindari seminim mungkin perilaku menyampah. Hanya kekuatan konsumen yang bisa menekan produsen mengurangi bahan-bahan yang makin menambah volume sampah.
Semaksimal mungkin semua orang harus mengurangi penggunaan kemasan-kemasan yang kemudian akan menjadi sampah yang tidak bisa hancur. Misalnya, menghindari membeli makanan dan minuman yang menggunakan kemasan plastik, stirofoam, atau kalaupun terpaksa membeli,ambil saja makanannya, kemasannya dikembalikan lagi kepada penjualnya. Rasanya tidak menggunakan kemasan plastik tidak akan mengurangi kenyamanan hidup ini.
3.4.  Langkah-Langkah Menulis Paragraf Persuasif
3.4.1.      Menentukan Topik dan Tujuan  Dalam Paragraf Persuasif
Dalam paragraf persuasif, tujuan penulis dapat dikemukakan secara langsung. Misalnya, topik yang dibuat oleh penulis adalah “Menghidari pengaruh buruk nakotika dan obat-obatan terlarang lainnya”. Tujuan penulisan yang dapat dirumuskan adalah meyakinkan pembaca bahwa narkotika dan obat-obat terlarang lain merupakan pembunuh berdarah dingin yang secara perlahan membawa pecandunya ke liang lahat.
3.4.2.      Membuat kerangka Karangan Paragraf Persuasif
Agar susunan tulisan persuasif itu sistematis dan logis, kerangka tulisan perlu mendapat perhatian dalam perumusannya. Susunan pembahasan yang tepat untuk paragraf persuasif adalah susunan logis dengan urutan sebab akibat. Dengan pembahasan seperti ini, pembaca langsung dihadapkan pada masalah yang sedang dibahas. Contoh kerangka tulisan persuasif dengan topik “Menghilangkan pengaruh buruk narkotika dan obat-obat terlarang lain” ialah sebagai berikut.
Kerangka Tulisan Persuasif
1.      Hakikat Narkotika dan Obat-obat Terlarang
1.1.Pengertian narkotika dan obat-obat terlarang
1.2.Jenis narkotika, bentuk, dan harga
1.3.Efek masing-masing jenis narkotika bagi tubuh
2.      Latar Belakang Pecandu Narkotika
2.1.Frustasi
2.2.Broken home
2.3.Ingin disebut modern
2.4.Sebab-sebab lain
3.      Pengaruh yang Ditimbulkan oleh Narkotika
3.1.Pengaruh narkotika terhadap kondisi fisik dan kejiwaan pecandu
3.2.Pengaruh narkotika terhadap masa depan pecandu
3.3.Pengaruh narkotika terhadap masyarakat
4.      Cara Penanggulangan yang Mungkin Dilakukan
4.1.Menghilangkan hal-hal yang menjadi penyebab terjerumusnya seseorang ke dalam dunia narkotika
4.2.Meningkatkan kerja sama antara orang tua-guru kepolisian dalam memberantas narkotika

3.4.3.      Mengumpulkan Bahan Untuk Paragraf Persuasif
Bahan dapat diperoleh melalui kegiatan pengamatan, wawancara, dan penyebaran angket kepada responden. Pada saat mengumpulkan bahan, kita dapat membuat catatan, baik kutipan langsung maupun tidak langsung, yang nantinya dapat dijadikan sebagai barang bukti.
Contoh.
Peneliti mengungkapkan bahwa sebab-sebab seseorang dapat terjerumus ke dalam dunia narkotika: 45% broken home, 20% frustasi, 17% ingin disebut modern, dan sisanya karena sebab lain (Sukartono, 1987:45)
Artinya:
Data tersebut diperoleh dari buku karangan Sukartono yang diterbitkan pada tahun 1987, halaman 45.
3.4.4.      Menarik Kesimpulan dari Paragraf Persuasif
Penarikan kesimpulan dalam suatu karangan persuasif harus kita lakukan dengan benar agar tujuan kita tercapai. Suatu kesimpulan dapat dibuat apabila data yang diperoleh telah dianalisis. Penarikan kesimpulan dapat dilakukan dengan cara induksi atau deduksi.
Contoh:
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di beberapa kota besar di Jawa Barat dapat dikemukakan ciri-ciri seorang pecandu narkoba adalah ….
3.4.5.      Penutup Paragraf Persuasif
Pada bagian ini penulis mengajak pembaca untuk waspada dan hati-hati agar tidak terjerumus ke dalam dunia narkotika dan menjauhi narkotika yang berbahaya bagi kesehatan fisik dan jiwa.
Contoh paragraf persuasif:
Kita semua mengetahui bahawa kondisi lingkungan Kota Jakarta sudah sangat memprihatinkan. Banyak sekali sungai yang kotor akibat pembuangan limbah yang tidak teratur serta pencemaran udara akibat asap kendaraan bermotor yang semakin banyak. Ini semua dapat menyebabkan gangguan bagi makhluk hidup di Kota Jakarta, temasuk manusia. Pernapasan kita dapat terganggu dan keindahan Kota Jakarta tercemar. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita sebagai penduduk Kota Jakarta berusaha untuk melestarikan lingkungan kota ini dengan berbagai macam usaha. Di antaranya adalah dengan penghijauan, pembuatan taman kota, dan pelarangan membuang sampah di sembarang tempat. Ini semua dapat mengendalikan keindahan Kota Jakarta.
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
3.5.  Teknik Menulis Paragraf Persuasif
3.5.1.      Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah proses penggunaan akal untuk memberikan dasar pembenaran terhadap suatu persoalan. Pembenaran ini berfungsi untuk memudahkan jalan agar keinginan, sikap, keputusan, atau tindakan yang telah ditentukan dapat dibenarkan.
3.5.2.      Sugesti
Sugesti adalah usaha membujuk atau mempengaruhi orang lain untuk menerima pendirian tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari, sugesti itu biasanya dilakukan dengan rangkaian kata-kata yang menarik dan meyakinkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar